Jadwal Pendaftaran Peserta Didik Baru SMPN 2 Jumantono

Jadwal Pendaftaran Peserta Didik Baru SMPN 2 Jumantono

Pendaftaran Online                               : 18 Juni s/d 20 Juni 2015
Analisis dan Penyusunan Peringkat : 21 Juni 2015
Pengumuman                                        : 22 Juni 2015
Pendaftaran Ulang                                : 23 s/d 24 Juni 2015
Masa Orientasi Siswa                          : 9 s/d 11 Juli 2015
Hari Efektif Pembelajaran                   : 9 Juli 2015

Jurnal Penerimaan PPDB SMPN 2 Jumantono 2015

Alhamdulillaah, kami SMPN 2 Jumantono telah membuka Pendaftaran Peserta Didik Baru untuk Tahun Pelajaran 2015/2016 yang dilaksanakan mulai hari ini tadi Kamis tanggal 18 Juni 2015 sampai dengan hari Sabtu tanggal 20 Juni 2015. Hari pertama pendaftaran telah berlangsung dengan cukup lancar dan tertib. Pendaftar didominasi dari calon peserta didik dari dalam kota, namun ternyata juga ada beberapa yang dari luar kota.
Para pendaftar atau orangtua/wali calon peserta didik bisa melihat posisi peringkat dalam penerimaan dalam Jurnal Harian Penerimaan Calon Peserta Didik di sini.
Semoga bermanfaat.

PPDB Online 2015 SMP Negeri 2 Jumantono

Akhir tahun pelajaran 2014/2015, SMP Negeri 2 Jumantono siap menerima calon peserta didik baru lulusan dari adik-adik SD/MI. Berdasakan jadwal yang ada, PPDB untuk SMP Negeri 2 Jumantono mengikuti ketapan dari pusat.
Hari / Tanggal   : Kamis - Sabtu / 18 - 20 Juni 2015.
Pukul                  : 08.00 - 13.00 WIB.
Lokasi                : SMP Negeri 2 Jumantono
Berikut informasi yang kami ambil dari MKKS SMP Kabupaten Karanganyar.
Informasi Mengenai PPDB Online di tingkat SMP Kab. Karanganyar akan di laksanakan pada Tanggal 18 Juni 2015 sampai dengan tanggal 20 Juni 2015. Pendaftaran bisa di lakukan di tempat – tempat pendaftatan di Sekolah Terdekat di tiap tiap kecamatan yang berada di wilayah Kab. Karanganyar.
  1. Calon Peserta Didik Baru (CPDB) menyerahkan berkas pendaftaran yang telah dilengkapi kepada Petugas Pendaftaran di Sekolah Penyelenggara
  2. Petugas Pendaftaran memverifikasi dan memasukkan data sekolah pilihan CPDB ke sistem.
  3. Petugas pendaftaran mencetak dan menyerahkan bukti pendaftaran kepada CPDB.

Proses Seleksi menggunakan aturan yang telah ditetapkan oleh masing-masing dinas pendidikan (misal:peringkat nilai, rayon, luar kota, prestasi, bina lingkungan)

  1. Karena PPDB Online bersifat dinamis, maka sistem ini tidak mengenal istilah CPDB (siswa) cadangan.
  2. Pada saat proses PPDB Online dinyatakan berakhir, maka pengumuman dapat dinyatakan final setelah daftar CPDB (siswa) diterima, ditandatangani oleh kepala dinas pendidikan kabupaten/kota

Pengumuman Kelulusan Siswa Kelas IX SMPN 2 Jumantono 2015

Hari Rabu tanggal 10 Juni 2015 pukul 15.00 WIB di aula SMPN 2 Jumantono, telah penuh dengan orang tua / wali siswa kelas IX. Kehadiran orang tua / wali siswa ini dalam rangka memenuhi undangan untuk pengambilan pengumuman kelulusan anak-anak mereka. Acara pengambilan pengumuman siswa kelas IX SMP Negeri 2 Jumantono Tahun Pelajaran 2014 / 2015 dengan susunan acara sebagai berikut :
1. Pembukaan
2. Ucapan selamat datang dilanjutkan laporan tim verifikasi oleh Bapak Setiyanto, S. Pd.
3. Sambutan kepala SMP Negeri 2 Jumantono oleh Ibu Dra. Endang Wuryandari, M. Pd.
4. Penyerahan kenang-kenangan kepada siswa berprestasi
  • Widi Rahayu siswi kelas IX A, jumlah nilai UN 367 dengan rata-rata 91, 75 putri dari Ibu Winarni
  • Via Ayuningtyas siswi kelas IX A, jumlah nilai UN 356,5 dengan rata-rata 89,13 putri dari Ibu Lasi
  • Leny Fita Oktavia siswi kelas IX D, jumlah nilai UN 350 dengan rata-rata 87,50 putri dari Bapak Mujianto
Hadiah dari Ibu Dwiyati Puji Rahayu, S. Pd. selaku guru mata pelajaran matematika sebagai apresiasi kepada siswa yang mendapatkan nilai matematika 90 ke atas. Ada 6 siswa yang berhak mendapatkan hadiah ini, yaitu :
  • Widi Rahayu siswi kelas IX A, dengan perolehan nilai matematika 95
  • Via Ayuningtyas siswi kelas IX A, dengan perolehan nilai matematika 95
  • Yusron Amirudin siswi kelas IX C, dengan perolehan nilai matematika 92,50
  • Nirvana Damayanti siswi kelas IX B, dengan perolehan nilai matematika 92,50
  • Leny Fita Oktavia siswi kelas IX D, dengan perolehan nilai matematika 90
  • Restu Aji Pratama siswi kelas IX B, dengan perolehan nilai matematika 90
Hadiah dari Ibu Wahyu Atria, S. S. selaku guru mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai apresiasi kepada siswa yang mendapatkan nilai Bahasa Inggris 90 ke atas. Ada 3 siswa yang berhak mendapatkan hadiah ini, yaitu :
  • Leny Fita Oktavia siswi kelas IX D, dengan perolehan nilai Bahasa Inggris 94
  • Widi Rahayu siswi kelas IX A, dengan perolehan nilai Bahasa Inggris 92
  • Sania Nor Ainni siswi kelas IX D, dengan perolehan nilai Bahasa Inggris 90
5. Do'a penutup
6. Penyerahan pengumuman hasil ujian Nasional oleh wali kelas IX kepada orang tua atau wali siswa.
Alhamdulillaah, semua berjalan lancar dan semoga semua siswa bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai keinginan masing-masing.

Pamflet PPDB 2015



Kisah SMK 1 Juarai Lomba Pidato dan Poster Design di Thailand dan Hongkong

SEMPAT mendapat nilai nol pelajaran Bahasa Inggris saat masih sekolah dasar tidak membuat Tania siswa SMK 1 Batam patah semangat. Yahya yang awalnya tidak suka dengan Bahasa Inggris dan pernah mendapat nilai tidak bagus malah membuat terpacu untuk belajar lebih giat.
Hasilnya mereka bisa berkiprah di tingkat internasional. Mereka memenangkan kejuaraan Lomba Pidato Bahasa Inggris dan Lomba Poster Internasional di Thailand dan Hongkong April lalu.
Alfian Lumban Gaol, Batam
Seorang pelajar berpakaian putih dengan rok berukuran panjang berwarna abu-abu sedang membaca buku di lantai dua gedung SMK 1 Batam. Tepatnya di depan ruang humas. Seorang guru menghampirinya.
"Lagi baca-baca bu!" katanya.
Ia pun menunjukkan buku mata pelajaran bahasa Inggris yang ia pegang di tangan kanannya. Tania, namanya. Saat ini, ia duduk dikelas X elektronika 2.
Setelah itu, Tania dan Hanifah, guru yang menghampirinya masuk ke ruang humas. Hanya berselang dua menit, seorang siswa laki-laki ikut masuk ke dalam ruang humas. Yahya namanya, kelas X jurusan tehnik komputer jaringan 2.
Tania langsung mengambil sebuah trophy yang dipajang di atas lemari di ruang humas dekat pintu masuk. "Ini trophy saya waktu dari Hongkong kemarin. Juara II lomba pidato bahasa Inggris," katanya sambil menunjukkan trophy tersebut.
Anak bungsu dari dua bersaudara ini mengatakan selain mendapat juara II di Hongkong April lalu, Ia juga meraih juara I lomba pidato Bahasa Inggris di Thailand. Topiknya berbeda-beda. Jika di Hongkong topiknya adalah 'Challenges and Opportunity to live as a Moslem in Minority Area' maka di Thailand topiknya 'The Important of Friends in our life'.
Di Thailand, selain sekolah dari Indonesia, Ia bersaing dengan puluhan siswa dari Thailand dan Malaysia. Tidak sedikit pun gerogi saat berpidato di depan ratusan akademisi dan peserta. Mudah bergaul di sekolah, dan banyak teman membuatnya gampang untuk bercerita mengenai pentingnya persahabatan atau pertemanan di dalam hidup.
"Kalau kita punya banyak teman, gampang saja bercerita. Intinya kita makhluk sosial yang memang harus hidup berdampingan." katanya.
Sementara di Hongkong, dirinya tidak bisa meraih juara I karena ia kesulitan menjelaskan mengenai tantangan dan kesempatan hidup muslim di sebuah daerah yang minoritas. Di sana hampir semua sekolah unggulan di Hongkong yang ikut sebagai peserta lomba.
"Sebagai warga Indonesia, Mayoritas Muslim. Jadi agak kesulitan kita menjelaskan. Tapi alhamdulillah, dapat juara II," katanya.
Kemampuan Bahasa Inggris Tania ini, tidak didapat begitu saja tetapi dengan kerja keras. Unik memang, di mana ia terdorong dan giat belajar bahasa Inggris setelah pernah mendapat nilai nol waktu Sekolah Dasar. Setelah itu, ia terus giat belajar siang malam.
"Waktu saya kelas IV SD, saya penah dapat nilai nol untuk pelajaran Bahasa Inggris. Saya malu waktu itu. Tapi sejak itu saya malah terdorong dan suka belajar bahasa Inggris. SMP kecintaan saya semakin menjadi. Sampai sekarang saya tetap suka," katanya.
Untuk berpidato, Tania mengaku sudah tidak canggung. Di mana sebelum ke luar negeri, ia sudah beberapa kali menjuarai lomba pidato bahasa Inggris di tingkat kota dan Propinsi. Dorongan dari keluarga dan pihak sekolah membuatnya semakin kuat.
Dalam ajang yang bersamaan di Hongkong, Tania datang bersama Yahya, juga siswa SMK 1. Yahya melalui kontes lomba poster juga berhasil meraih juara I. Anak pertama dari kedua bersaudara ini, menyingkirkan sainggannya dari beberapa negara. Tema yang diambil saat itu adalah kerukunan bertetangga antar negara.
"Temannya yang saya angkat keharmonisan negara, termasuk Indonesia dengan negara-negara di sekitarnya," katanya.
Pecinta film animasi ini mengatakan bahwa sebelumnya, ia juga tidak pernah suka dengan namanya bahasa Inggris. Bahkan waktu kecil tidak tertarik sama sekali. Tetapi seiring waktu berjalan, pelan-pelan ia makin suka dengan bahasa asing tersebut.
"Kalau animasi sejak SMP saya sudah suka. Tetapi tanpa bahasa Inggris, kita akan kesulitan. Dan bahasa Inggris itu, dulu waktu SD kurang saya minati," katanya.
Sementara itu, Hanifah, humas SMK 1 Batam mengatakan bahwa prestasi yang ditorehkan SMK1 Batam sudah banyak. Terkait kontes yang di Hongkong tersebut, ia mengakui bahwa Tania dan Yahya memangs sudah menyiapkan persiapan yang matang.
"Mereka memang pintar berbahasa Inggris. Sekarang, mereka berdua hampir tiap hari baca dan belajar bahasa Inggris," katanya. ***
 

Terlahir Miskin dan Dilecehkan, Angkat Derajat Keluarga dengan Prestasi

SENYUM semingrah tak pernah absen dari raut muka I Kadek Sudiarsana di Aula Graha I, Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, siang itu.
Senin (18/5) kemarin, bisa jadi merupakan hari bersejarah baginya lantaran bisa bertemu dengan Menteri Anies Baswedan. I Kadek merupakan, salah satu putra terbaik bangsa yang berhasil membawa harum nama Indonesia di ajang Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2015, yang digelar di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS) beberapa hari lalu.
Remaja yang baru selesai menamatkan sekolahnya di SMA Negeri Bali Mandara Singaraja ini berhasil menyabet grand award di kategori matematika bersama rekannya bernama, I Dewa Ary Palguna.
Tapi siapa sangka, di balik senyumnya yang selalu diumbar, ternyata kehidupan Kadek kecil tak semanis perjalanannya mendapat penghargaan dari Intel ISEF 2015.
Yessy Artada, Jakarta
Kehidupan Kadek bisa dibilang tidak seberuntung teman-teman seusianya. Ketika teman sebayanya menghabiskan waku untuk bermain, Kadek kecil justru harus membanting tulang untuk bekerja. Terlahir dengan kondisi sangat miskin, membuat sosok berumur 18 tahun ini harus kerja ekstra keras.
Terlebih, ayahnya sudah tiada sejak dia berumur 3 bulan. Sementara sang ibu justru memilih menikah lagi dengan seorang pria di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan hampir tidak pernah mengirim uang. Hebatnya, meski perjalanan hidupnya sangat miris, tak sedikit pun kesedihan ia perlihatkan di raut wajahnya.
"Saya tinggal sama kakek nenek dan paman saja, tapi mereka juga orang tidak punya. Kami sangat miskin," ungkap Kadek dengan logat Bali.
Alhasil, sejak kelas 1 SD sampai duduk di bangku SMP, Kadek sudah bersahabat baik dengan jenis pekerjaan orang dewasa. Dari mulai beternak, jadi kuli bangunan sampai pemanjat pohon kelapa dia lakukan sejak masih berumur enam tahun.
"Saya sejak SD sudah bekerja. SD ternak babi dan sapi itu kelas 1-6. SMP ikut pemanjat kelapa, dada saya sampai lecet-lecet karena manjat pohon kelapa," kisah Kadek sembari mengelus dadanya.
Tak sampai di situ, berbagai cemooh dan ledekan karena terlahir sangat miskin sudah saban hari terdengar di kuping Kadek. Namun, hal itu semua tak digubrisnya. Walaupun merasa sakit diledek oleh teman-temanya, Kadek justru menjadikannya sebagai motivasi hidup.
"Banyak, nggak tua nggak muda. Ya saya diledek dan dilecehkan karena kondisi saya yang sangat miskin, tapi itu yang saya jadikan motivasi. Saya mau nunjukin ke mereka semua bahwa saya bisa lebih baik," tutur pria penyuka daging babi ini.
Beruntung, pria cerdas yang sejak SD mendapatkan beasiswa ini bisa menamatkan SMA hingga tuntas. Baru setelah masuk SMA, ia berani tinggalkan semua pekerjaan itu karena mendapat beasiswa secara penuh dari Pemkot Bali dan difasilitasi tinggal di sebuah asrama. 
Keinginannya sejak dulu sangat sederhana, dia ingin mengangkat derajat keluarganya agar lebih layak lagi. Dengan begitu tidak ada lagi yang meremehkan kondisi keluarganya.
"Moto hidup, saya dari keluarga nggak mampu dan tidak berpendidikan semua. Saya pengin tunjukkan ke mereka-mereka itu dengan mengangkat derajat keluarga saya dengan prestasi," ujar pria yang bercita-cita pengin jadi Gubernur Bali ini dengan semangat mengebu. (chi/jpnn)