Sejak awal tahun, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengambil langkah sosialisasi kurikulum ke berbagai daerah yang ada di seluruh Indonesia. Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan bahwa sosialisasi kurikulum ini
dilakukan hampir tiap pekan di berbagai daerah. Ada yang dilakukan
langsung oleh Menteri, ada juga yang dilaksanakan oleh wakil menteri dan
pejabat Kemdikbud lain yang ikut serta dalam perjalanan revisi
kurikulum ini. “Perlu turun ke daerah langsung karena ini hal yang
sangat fundamental. Tiap minggu, kami selalu ke luar kota untuk
sosialisasikan,” kata Nuh saat sosialisasi Kurikulum 2013 di Hotel
Mahkota, Pontianak. Beberapa kota yang pernah dikunjungi oleh mantan
rektor Institut Teknologi Sepuluh November itu untuk sosialisasi
kurikulum antara lain Jambi, Semarang, Jepara, Lombok, Banyuwangi, dan
Pontianak. Di berbagai kunjungannya tersebut, ia selalu mengungkapkan
bahwa kurikulum baru ini jauh lebih memudahkan para guru ke depannya.
“Guru tak perlu lagi bikin silabus. Tidak apa kami yang repot. Yang penting tujuan untuk anak bangsa tercapai,” ujar Nuh.
Pernyataan andalan yang sering dilontarkan oleh menteri ini selalu
mendapat sambutan hangat dan tepuk tangan meriah dari para guru. Bahkan,
para guru yang semula skeptis dan ragu untuk menerapkan kurikulum baru
ini menjadi berubah pandangan dan yakin dapat melaksanakannya pada
pertengahan Juli nanti.
“Percaya, apa yang dilakukan bapak dan ibu sekarang punya kontribusi
yang besar. Jangan pesimis. Sikap inferior seperti ini yang harus
dihilangkan,” ujar Nuh. Selain menjelaskan mengenai hal tersebut, ia
juga tidak ketinggalan untuk menampilkan sebuah model baju
compang-camping dalam sebuah powerpoint yang menggambarkan kondisi
kurikulum jika tidak segera direvisi. Sementara itu,
dalam slide berikutnya akan diperlihatkan baju yang terjahit rapi dan
bagus sebagai gambaran efek dari kurikulum baru.
“Dasarnya juga diubah. Kalau saat KTSP kan yang ditentukan itu
isinya, yaitu mata pelajarannya dulu baru standar kompetensi lulusan.
Kalau yang baru, standar kompetensi lulusannya dulu ditentukan,” jelas
Nuh.
“Sama kalau bikin baju. Tentukan dulu mau baju lengan panjang atau
pendek lalu tentukan ukurannya bukan malah bikin lengannya dulu baru
cari ukuran,” imbuhnya. Selanjutnya, ia menjelaskan mengenai pelatihan
guru dan keberadaan buku pegangan guru yang dibuat sebagai panduan para
guru dalam menjalankan kurikulum baru nanti. Buku pegangan tersebut
dapat dikembangkan lagi oleh guru sehingga tak ada kreativitas pengajar
yang dibelenggu pada revisi kurikulum ini. Meski sosialisasi hanya
berlangsung sekitar dua jam, dan terkadang hanya menyisakan sedikit
waktu untuk tanya jawab, para guru tampak merasa puas. Mereka berharap
apa yang dipaparkan tersebut tidak hanya sekadar promosi Kemdikbud saja.
Para guru di daerah juga berharap kurikulum baru berjalan sesuai
rencana sehingga pelaksanaan kurikulum tak menjumpai kendala di
lapangan. “Kami jamin semua berjalan tepat waktu dan berjalan lancar.
Guru juga akan mengerti lebih jelas saat pelatihan nanti,” tandasnya.
Sumber : Redaksi dan Kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar yang sopan dan tidak SARA.
Terimakasih.