Nilai Ujian Praktek Kelas IX

Alhamdulillaah......
Selamat kepada anak-anak SMP N 2 Jumantono kelas IX yang sudah menjalani uji praktek TIK yang dilaksanakan pada tanggal 16 dan 17 Maret 2012. Alhamdulillaah semua sudah selesei dan hasilnya bagus-bagus. Melalui situs ini saya sampaikan daftar nilai hasil ujian praktek tersebut. Silakan diliat dan bisa juga di copy. Ini hasil nilainya:

Remaja Pecahkan Misteri Matematika 350 Tahun

Seorang pemuda 16 tahun di Jerman berhasil memecahkan misteri matematika yang membingungkan para ahli selama lebih dari 350 tahun. Misteri ini adalah teka-teki matematika yang dibuat oleh Isaac Newton di abad ke 17.

Diberitakan Daily Mail, Sabtu 26 Mei 2012, pemuda bernama Shouryya Ray dari kota Dresden ini berhasil memecahkan dua teka-teki teori dasar partikel dinamis. Para ahli di abad ini hanya mampu memecahkannya menggunakan komputer super canggih.

Shouryya menemukan solusi teka-teki ini ketika sekolahnya sedang melakukan studi wisata ke Universitas Dresden. Sebelumnya, seorang profesor universitas tersebut mengatakan bahwa teka-teki tersebut mustahil dipecahkan.

Penasaran, Shouryya mencobanya dan berhasil. Dengan temuannya tersebut, pemuda keturunan India ini memberikan solusi bagi para ilmuwan untuk mengkalkulasi jalur terbang sebuah bola yang dilempar dan memprediksi kemana bola akan jatuh serta memantul di dinding.

Shouryya yang sederhana ini memang sedari kecil terkenal sebagai jagoan matematika. Ayahnya yang seorang insinyur telah menguji otaknya dengan soal aritmatika sejak Ray berusia enam tahun.

Ini adalah tahun keempat Ray menjadi warga Jerman. Imigran dari Kalkuta ini awalnya sama sekali tidak bisa berbahasa setempat, namun dalam waktu cepat pemuda jenius ini lancar berbicara Jerman.

Akibat kecerdasannya, dia melompat satu kelas dengan mengambil ujian lebih cepat. kendati memiliki otak brilian, namun Shouryya mengaku memiliki kelemahan dalam satu bidang studi, yaitu olahraga.


sumber : vivanews.com

Cara Unik Solo Cegah Siswa Coret Seragam

Untuk mencegah terjadinya aksi corat-coret seragam saat pengumuman kelulusan siswa SMA dan sederajat, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Solo mewajibkan semua siswa kelas XII mengenakan pakaian tradisional.
Kepala Dikpora Solo, Rakhmat Sutomo mengatakan dengan mengenakan pakaian tradisional maka para siswa diharap bisa mengendalikan emosi untuk aksi corat-coret.

"Selain menghidupkan budaya, mengenakan pakaian tradisional juga bisa mengerem hura-hura. Karena hura-hura itu bukan berasal dari budaya tradisional," kata dia kepada VIVAnews, Sabtu, 26 Mei 2012.

Dinas telah mengeluarkan surat edaran kepada semua sekolah bahwa siswa yang mengikuti ujian nasional kemarin diwajibkan mengenakan pakaian tradisional. "Ini merupakan tahun kedua para siswa diwajibkan memakai pakaian tradisional. Tahun kemarin aturan ini cukup  berhasil menekan aksi hura-hura seperti konvoi maupun corat-coret," ujar dia.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, pakaian tradisional yang dikenakan siswa tidak hanya busana adat Jawa. Tetapi, pakaian adat seluruh Indonesia bisa dikenakan.

"Seperti halnya siswa laki-laki ada yang pakai surjan, sedang yang perempuan ada yang memakai kebaya. Semua pakaian tradisional dari berbagai daerah bisa dikenakan," tutur dia.

Bahkan, selama menunggu keluarnya hasil pengumuman kelulusan pihak sekolah akan mengadakan lomba busana. "Jadi lomba keluwesan memakai busana tradisional tingkat sekolah," kata Rakhmat. (umi)


sumber : vivanews.com

Peluncuran Program Layanan TIK Pembelajaran

Luca FarulliDalam rangka meningkatkan layanan dan kebutuhan sumber belajar bagi peserta didik, melalui program layanan TIK untuk pembelajaran, Kementerian Pendidikan Nasional meluncurkan Program layanan TIK pembelajaran melalui media berbasis web dan televisi, pada tanggal 15 Juli 2011. Media berbasis web berupa Portal Rumah Belajar dan berbasis televisi diperuntukkan bagi siswa berkebutuhan khusus yaitu media TV/video untuk SLB-B (kategori B/Tuna Rungu)
Program Pemanfaatan layanan TIK Pembelajaran melalui web/internet dan TV/Video ini untuk meningkatkan daya jangkau pendidikan agar bisa melayani sebanyak mungkin masyarakat Indonesia dan sekaligus tetap mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini sesuai dengan misi Kemdiknas yang dituangkan dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010 – 2014, yaitu: Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan, dan Kepastian.
Portal Rumah Belajar, pada beranda terdiri dari 4 fitur yaitu:
  1. Fitur Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); merupakan fasilitas layanan bagi guru dalam menyiapkan materi pembelajaran, guru dapat langsung mengunggah RPPnya sendiri di fitur tersebut, sehingga dapat juga digunakan oleh guru yang membutuhkannya.
  2. Fitur Bahan Pembelajaran Interaktif, merupakan perpustakaan bahan pembelajaran yang berisikan Materi Pokok mata pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK;
  3. Fitur Forum, merupakan tempat untuk diskusi untuk siswa, guru, dan masyarakat.
  4. Fitur Bank Soal berisikan soal-soal latihan, pengguna dapat langsung menguji diri dan dapat mengetahui hasilnya serta ada pembahasan di setiap soalnya. Layanan ini dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam melaksanakan pembelajaran baik secara mandiri maupun kelompok.
  5. Fitur Katalog Media, merupakan perpustakaan media pembelajaran yang terdiri atas media gambar, animasi, buku, video, dan audio.
Portal Rumah Belajar merupakan fasilitas untuk melakukan tukar informasi, pengalaman, dan pengetahuan, serta dapat dikompilasi catatan belajar dan mengajar baik untuk siswa, guru, dan masyarakat pengguna yang pada akhirnya menjadi jaringan kerja pendidikan dan sumber belajar Indonesia (Indonesia Education and Resources Network).
TV/video untuk SDLB-B (kategori B/Tuna Rungu) merupakan pengembangan Model dan Format Media Televisi/Video Pembelajaran untuk siswa berkebutuhan khusus (kategori B/Tuna Rungu).
Diawali dengan melakukan analisis kebutuhan media TV/Video untuk SDLB-B, selanjutnya diproduksi 4 (empat) prototipa model. Kemudian secara bertahap dikembangkan untuk jenjang SMPLB-B, SMALB-B, dan TKLB-B. Mengingat pengembangan model TV/Video tersebut dipandang bermanfaat bagi siswa berkebutuhan khusus, maka proses produksi terus ditingkatkan jumlahnya sehingga sampai tahun 2011 ditargetkan mencapai 97 judul.
Prototipa model/format media TV/Video tersebut, sebagian telah diujicobakan pada beberapa SLB-B secara sampling pada beberapa provinsi. Sosialisasi produk pengembangan juga telah dilakukan ke Dinas Pendidikan Provinsi, Direktorat PLB Ditjen Dikdasmen melalui seminar, dan terbitan majalah VISI, serta pada Simposium Internasional (ISODEL) tahun 2009 di Yogyakarta.
Sebagai pengembangan pemanfaatan dari produksi TV/video agar bisa diakses lebih luas oleh para guru dan siswa SLB, maupun masyarakat peduli PLB, Pustekkom melalui TV Edukasi berencana akan menyiarkan sejumlah produk yang telah diseleksi kelayakannya sesuai standart siaran (broadcast).
Sehubungan itu, berikut adalah beberapa tanggapan guru Drs. Moh. Nurhadi, guru SMPLB-B Karya Mulya Surabaya terhadap prototipa model/format media TV/video SLB-B sebagai berikut: “Secara materi, dalam pengenalan vocabulary menjadi lebih jelas dan menarik, munculnya caption sangat membantu siswa tunarungu. Secara teknis (bisa di-pause) lebih flexible dan menarik misalnya setelah muncul visual (dipause dulu) anak diminta menerka kemudian jawabannya dicocokkan sama-sama dengan munculnya caption. Bisa juga dipakai untuk latihan mengerjakan soal dalam buku latihan siswa. Beliau mulai memanfaatkan media video tahun 2009, dan masih ada beberapa tanggapan dari guru yang pada intinya mereka sangat membutuhkan. (hn)
Sumber : http://e-dukasi.net

Sekolah Menengah Pertama

Sekolah Menengah Pertama yang disingkat dengan SMP merupakan jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Saat ini Sekolah Menengah Pertama menjadi program Wajar 9 Tahun (SD, SMP).
Lulusan sekolah menengah pertama dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan (atau sederajat). Pelajar sekolah menengah pertama umumnya berusia 13-15 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun.
Sekolah menengah pertama diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan sekolah menengah pertama negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Kementerian Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota. Sedangkan Kementerian Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, sekolah menengah pertama negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten/kota.
Untuk belajar di SMP/MTs atau yang sederajat, anak-anak usia SMP dapat memilih sekolah yang sesuai dengan pilihan dan kesempatan yang dimiliki, seperti:
  1. SMP Negeri atau SMP Swasta Biasa
  2. SD-SMP Satu Atap
  3. SMP Terbuka
  4. MTs Negeri atau MTs Swasta atau sekolah lainnya yang sederajat
  5. Pondok Pesantren Salafiyah yang menyelenggarakan program Wajib Belajar



Nilai Mid Semester VII E

Alhamdulillaah....
Ini hasil ujian Mid Semester Genap kelas VII E 2012 yang telah dilaksanakan beberapa saat yang lalu yaitu dari tanggal 26 sampai 31 Maret 2012 dan hasilnya juga telah di bagikan kepada semua anak kelas VII. Sebenarnya hasilnya kurang memuaskan terutama dari anak-anak kelas VII E. Semoga kedepannya akan meningkat menjadi lebih baik lagi, amiin...Tetap semangat...!

Hacker Sejatinya Adalah

Peretas (Inggris: "hacker" ) adalah orang yang mempelajari, menganalisa, memodifikasi, menerobos masuk ke dalam komputer dan jaringan komputer, baik untuk keuntungan atau dimotivasi oleh tantangan.

Sejarah

Terminologi peretas muncul pada awal tahun 1960-an di antara para anggota organisasi mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial Massachusetts Institute of Technology (MIT). Kelompok mahasiswa tersebut merupakan salah satu perintis perkembangan teknologi komputer dan mereka berkutat dengan sejumlah komputer mainframe. Kata bahasa Inggris "hacker" pertama kalinya muncul dengan arti positif untuk menyebut seorang anggota yang memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih baik daripada yang telah dirancang bersama.
Kemudian pada tahun 1983, istilah hacker mulai berkonotasi negatif. Pasalnya, pada tahun tersebut untuk pertama kalinya FBI menangkap kelompok kriminal komputer The 414s yang berbasis di Milwaukee, Amerika Serikat. 414 merupakan kode area lokal mereka. Kelompok yang kemudian disebut hacker tersebut dinyatakan bersalah atas pembobolan 60 buah komputer, dari komputer milik Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga komputer milik Laboratorium Nasional Los Alamos. Satu dari pelaku tersebut mendapatkan kekebalan karena testimonialnya, sedangkan 5 pelaku lainnya mendapatkan hukuman masa percobaan.
Kemudian pada perkembangan selanjutnya muncul kelompok lain yang menyebut-nyebut diri sebagai peretas, padahal bukan. Mereka ini (terutama para pria dewasa) yang mendapat kepuasan lewat membobol komputer dan mengakali telepon (phreaking). Peretas sejati menyebut orang-orang ini cracker dan tidak suka bergaul dengan mereka. Peretas sejati memandang cracker sebagai orang malas, tidak bertanggung jawab, dan tidak terlalu cerdas. Peretas sejati tidak setuju jika dikatakan bahwa dengan menerobos keamanan seseorang telah menjadi peretas.
Para peretas mengadakan pertemuan tahunan, yaitu setiap pertengahan bulan Juli di Las Vegas. Ajang pertemuan peretas terbesar di dunia tersebut dinamakan Def Con. Acara Def Con tersebut lebih kepada ajang pertukaran informasi dan teknologi yang berkaitan dengan aktivitas peretasan.
Peretas memiliki konotasi negatif karena kesalahpahaman masyarakat akan perbedaan istilah tentang hacker dan cracker. Banyak orang memahami bahwa peretaslah yang mengakibatkan kerugian pihak tertentu seperti mengubah tampilan suatu situs web (defacing), menyisipkan kode-kode virus, dan lain-lain, padahal mereka adalah cracker. Cracker-lah menggunakan celah-celah keamanan yang belum diperbaiki oleh pembuat perangkat lunak (bug) untuk menyusup dan merusak suatu sistem. Atas alasan ini biasanya para peretas dipahami dibagi menjadi dua golongan: White Hat Hackers, yakni hacker yang sebenarnya dan cracker yang sering disebut dengan istilah "Black Hat Hackers".

Hacker dalam film

Pada 1983 keluar pula sebuah film berjudul War Games yang salah satu perannya dimainkan oleh Matthew Broderick sebagai David Lightman. Film tersebut menceritakan seorang remaja penggemar komputer yang secara tidak sengaja terkoneksi dengan super komputer rahasia yang mengontrol persenjataan nuklir AS.
Kemudian pada tahun 1995 keluarlah film berjudul Hackers, yang menceritakan pertarungan antara anak muda jago komputer bawah tanah dengan sebuah perusahaan high-tech dalam menerobos sebuah sistem komputer. Dalam film tersebut digambarkan bagaimana akhirnya anak-anak muda tersebut mampu menembus dan melumpuhkan keamanan sistem komputer perusahaan tersebut. Salah satu pemainnya adalah Angelina Jolie berperan sebagai Kate Libby alias Acid Burn.
Pada tahun yang sama keluar pula film berjudul The Net yang dimainkan oleh Sandra Bullock sebagai Angela Bennet. Film tersebut mengisahkan bagaimana perjuangan seorang pakar komputer wanita yang identitas dan informasi jati dirinya di dunia nyata telah diubah oleh seseorang. Dengan keluarnya dua film tersebut, maka eksistensi terminologi hacker semakin jauh dari yang pertama kali muncul di tahun 1960-an di MIT.

Etika Peretas

  • Di atas segalanya, hormati pengetahuan & kebebasan informasi.
  • Memberitahukan sistem administrator akan adanya pelanggaran keamanan/lubang di keamanan yang anda lihat.
  • Jangan mengambil keuntungan yang tidak fair dari hack.
  • Tidak mendistribusikan & mengumpulkan software bajakan.
  • Tidak pernah mengambil resiko yang bodoh
  • selalu mengetahui kemampuan sendiri.
  • Selalu bersedia untuk secara terbuka/bebas/gratis memberitahukan& mengajarkan berbagai informasi & metoda yang diperoleh.
  • Tidak pernah meng-hack sebuah sistem untuk mencuri uang.
  • Tidak pernah memberikan akses ke seseorang yang akan membuat kerusakan.
  • Tidak pernah secara sengaja menghapus & merusak file di komputer yangdihack.
  • Hormati mesin yang di hack, dan memperlakukan dia seperti mesin sendiri.

Hierarki peretas/hacker

  • Elite :
Juga dikenal sebagai 3l33t, 3l337, 31337 atau kombinasi dari itu; merupakan ujung tombak industri keamanan jaringan. Mereka mengerti sistemoperasi luar dalam, sanggup mengkonfigurasi & menyambungkan jaringan secara global. Sanggup melakukan pemrogramman setiap harinya. Sebuah anugrah yang sangat alami, mereka biasanya effisien & trampil,menggunakan pengetahuannya dengan tepat. Mereka seperti siluman dapat memasuki sistem tanpa di ketahui, walaupun mereka tidak akan menghancurkan data-data. Karena mereka selalu mengikuti peraturan yang ada.
  • Semi Elite:
Hacker ini biasanya lebih mudadaripada Elite.Mereka juga mempunyai kemampuan & pengetahuan luas tentang komputer. Mereka mengerti tentang sistem operasi (termasuk lubangnya). Biasanya dilengkapi dengan sejumlah kecilprogram cukup untuk mengubah program eksploit. Banyak serangan yang dipublikasi dilakukan oleh hacker kaliber ini, sialnya oleh para Elite mereka sering kali dikategorikan Lamer.
  • Developed Kiddie:
Sebutan ini terutamakarena umur kelompok ini masih muda (ABG)&masih sekolah. Mereka membaca tentang metoda hacking & caranya di berbagai kesempatan. Mereka mencoba berbagai sistem sampai akhirnya berhasil & memproklamirkan kemenangan ke lainnya.Umumnya mereka masih menggunakan Grafik UserInterface (GUI) & baru belajar basic dari UNIX, tanpa mampu menemukan lubang kelemahan baru di sistem operasi.
  • Script Kiddie:
Seperti developed kiddie, Script Kiddie biasanya melakukan aktifitas di atas. Seperti juga Lamers, mereka hanya mempunyai pengetahuan teknis networking yang sangat minimal. Biasanya tidak lepas dari GUI. Hacking dilakukan menggunakan trojan untuk menakuti & menyusahkan hidup sebagian pengguna Internet.
  • Lamer:
Mereka adalah orang tanpa pengalaman & pengetahuan yang ingin menjadi hacker (wanna-be hacker). Mereka biasanya membaca atau mendengar tentang hacker & ingin seperti itu. Penggunaan komputer mereka terutama untuk main game, IRC, tukar menukar software prirate, mencuri kartu kredit. Biasanya melakukan hacking menggunakan software trojan, nuke & DoS. Biasanya menyombongkan diri melalui IRC channel dsb. Karena banyak kekurangannya untuk mencapai elite, dalam perkembangannya mereka hanya akan sampai level developed kiddie atau script kiddie saja.

Sumber : http://id.wikipedia.org